Petunjuk Mudah...... !
Klik BERANDA (pada Daftar Halaman).
Anda akan masuk ke Daftar Isi semua posting Blog.
Selamat menikmati.
--------------------------------------------------------------
Prolog
------------------------------
Bismillahirrahmanirrahiim
Selamat Datang di Blog Kami, semoga Informasi yang anda cari tersedia dan silahkan dibaca, dicopy atau dibagi kepada siapapun yang membutuhkan.
Etika berkunjung, silahkan anda tinggalkan NAMA atau EMAIL sebagai niat baik & ijin.
insya Allah, ILMU yang ada disini akan membawa berkah & manfaat untuk kita semua. Amin.
Bagi yang berkenan silahkan kasih komentar dengan Sopan & Santun sebagai perwujudan ukhuwah islamiyah.
Bagi yang yang tidak berkenan, kami mohon maaf.
( Harap cantumkan nama Gus Is - 1hati17an.blogspot.com )
-----------------------------
Senin, 08 Juli 2013
Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar
Saudaraku
para tamu Allah dan juga saudaraku di Tanah Air yang kali ini atas izin Allah
bisa merasakan getaran orang-orang yang bersyukur di tanah Arafah. Inilah saat
yang paling dirindukan oleh orang-orang yang beriman, saat diundang ke tanah di
mana Allah menghadapkan hamba-hamba-Nya kepada para malaikat di hari Arafah.
Pada saat inilah Allah menjanjikan pembebasan dari api jahanam sebanyak-banyak
hamba-hamba-Nya. Dan pada hari ini Allah juga menjanjikan diampuni lumuran
dosa-dosa, dihapus aib-aib yang menyelimuti, kerak-kerak kenistaan disingkirkan,
dibukanya lembaran-lembaran baru yang putih bersih.
Saudaraku
para tamu Allah. Begitu banyak orang yang bertawakal dan bersimpuh di hadapan
Allah. Diseluruh pelosok negeri. Mungkin di pedesaan, di lereng-lereng, maupun
dipersawahan. Mereka ini mungkin siang malam bersandar kepada Allah. Mereka
tiada henti memuja Allah. Bahkan mungkin bisa jadi kedudukan mereka lebih
tinggi di sisi Allah dibanding kita yang sehari-hari melumuri diri dengan dosa,
lebih banyak dipakai memuaskan diri kita dibanding memuaskan perintah Allah.
Tapi sampai sekarang mereka belum pernah merasakan nikmatnya jamuan Allah di
Arafah ini. Inilah saatnya kita harus merasa malu. Karena, lebih banyak orang
yang berhak wukuf di Arafah ini dibanding kita.
Kita lihat
orang di keningnya berbekas dengan bekas sujud hanya bisa menangis sepanjang
hayatnya untuk bisa dijamu oleh Allah di Padang Arafah ini. Tapi, kapan kita
melakukan seperti itu? Karena itu, saudaraku yang hadir di bumi Arafah ini,
hari ini adalah hari buat kita untuk bersyukur. Bisa jadi kita hadir di tempat
ini bukan karena kesalehan kita. Kehadiran kita di sini mungkin karena ridlo
Allah atas orang-orang yang kita sakiti yang mereka balas sakit hatinya dengan
doa kemuliaan bagi kita. Mungkin kita berada di tempat ini berkat doa fakir
miskin yang kita lempar dengan uang seratus rupiah tapi mereka menerimanya
dengan ridlo dan memohon kepada Allah agar mengampuni kita.
Mungkin
kita berada di tempat ini berkat doa para pembantu yang tidak pernah kita
hargai jasa baiknya tetapi mereka sabar bangun malam dan meminta kita diberi
hidayah. Mungkin kita berada ditempat ini karena doa orang tua kita yang tiada
henti-hentinya agar memilik anak yang saleh dan salehah, padahal begitu sering
kita melukai hatinya. Atau, mungkin kita berada di tempat ini karena doa
anak-anak kita yang sering dikecewakan contoh buruk yang kita lakukan sehingga
mereka meminta kepada Allah agar memiliki orang tua yang saleh dan salehah.
Tentunya tiada kebaikan yang mengantar kita ke tempat ini selain kemurahan Allah
yang Maha Agung. Kita berutang banyak saudara-saudaraku sekalian.
Baiklah
saudara-saudaraku sekalian. Tidak ada jalan bagi kita untuk menjadi sombong dan
takabur dengan jamuan Allah di Arafah ini kecuali kita harus malu dan jujur
kepada diri sendiri. Harta yang Allah titipkan kepada kita, tak jarang kita
nafkahkan sekadar sisa dari uang jajan kita. Zakat enggan kita bayarkan.
Sedekah bagi orang yang paling lusuh dengan cara yang paling memalukan. Bahkan,
kita lebih suka membelikan barang-barang yang mahal untuk kita pamerkan kepada
makhluk dari pada menafkahkan harta di jalan Allah untuk bekal kepulangan kita.
Lalu
lihatlah bagaimana kita bersujud kepada Allah. Dari 24 jam satu hari Allah
memberikan waktu kepada kita, sujud sering kita percepat. Bahkan, kalau perlu
hampir kita tidak pernah ingat kepada Allah yang Maha Agung. Di manakah letak
amal baik kita? Nikmat dari Allah tiada henti dan tiada putus. Sedangkan
pengkhianatan kita tiada henti dan tiada terputus. Entah mengapa Allah memberi
kesempatan kita berada di tanah Arafah ini? Rasanya lebih banyak orang yang
lebih layak untuk dimuliakan Allah saat ini.
Saudara-saudaraku
sekalian. Hari ini Allah menurunkan para malaikat di sekitar tenda. Sebagian
para malaikat sudah menyaksikan aib-aib yang ada pada diri kita. Sebagian
malaikat yang lain tahu secara persis siapa diri kita, ada yang mencatat
kata-kata kita yang begitu jarang menyebut nama Allah. Lalu mereka tahu betapa
banyaknya orang yang terluka hatinya, tercabik-cabik perasaannya. Allah maha
tahu fitnah yang tersebar karena lisan kita selama ini, berapa banyak orang
yang terjerumus ke dalam maksiat karena kita yangmenunjukkannya. Di antara
malaikat yang hadir saat ini ada yang menyaksikan kita mendekati zina dengan
mata kita, dengan lisan kita, karena tiada yang tersembunyi bagi Allah.
Sesungguhnya
hari ini adalah hari yang paling malu bagi kita. Orang busuk seperti kita ini
diberi kesempatan berada di tempat mulia, bahkan amal-amal yang paling tidak
disukai Allah kita pun sering melakukannya. Kesombongan, ketakaburan adalah
amal yang membuat iblis dilaknat oleh Allah selamanya. Tidak akan pernah
selamat masuk surga orang yang di dalam hatinya ada takabur walau sebesar biji
zarah. Lihatlah apa yang Allah titipkan bagi jalan kesombongan bagi kita. Otak kita
dicerdaskan sedikit oleh Allah. Kita diberi kesempatan sekolah, kesempatan
kuliah. Namun malah membuat kita jadi petentang-petenteng menganggap rendah
orang tua kita yang pendidikannya tidak setinggi kita. Menganggap rendah
pembantu kita yang pendidikannya tidak setinggi kita. Menganggap rendah orang
lain yang tidak pernah mengenyam pendidikan setinggi kita. Padahal, demi Allah,
saudara-saudaraku, otak ini adalah milik Allah. Jikalau Allah mengambil
beberapa bagian saja, niscaya kita tidak bisa mengingat apa pun.
Sungguh!
Gelar, pangkat adalah lambang kebodohan bagi orang-orang yang takabur. Malu
kita ini mengapa diberi otak yang sulit mengenal Allah. Padahal, otak kita ini
tunduk mengejar keagungan Allah. Kita diberikan harta yang cukup. Tapi kita sering
tidak mempedulikan dari mana harta itu kita dapatkan. Yang haram kita ambil,
hak orang lain kita tahan. Zakat lupa kita bayarkan. Kita lumuri diri kita
dengan kenistaan. Naudzubilah min dzalik. Tapi kita bangga dengan kendaraan
yang mewah, dengan rumah yang megah, dengan perhiasan. Padahal, sungguh, semua
itu adalah sekadar titipan Allah, yang Allah juga berikan kepada
makhluk-makhluk nista lainnya. Para penjahat, para pelacur, penzina,
orang-orang yang durjana diberi dunia oleh Allah. Karena dunia ini bukan tanda
kemuliaan bagi seseorang. Dunia adalah fitnah, cobaan bagi manusia. Sungguh
malang bagi orang yang takabu dengan tempelan duniawi padahal Allah menghinakan
seseorang dengan duniawi itu sendiri.
Saudaraku-saudaraku
sekalian.Waspadalah sepulang dari tempat ini. Haji yang mabrur adalah haji yang
merasa malu kepada Allah. Allah memberikan nikmat tiada henti. Kita jarang
mensyukurinya bahkan kita mengkhianatinya. Allah yang Maha Agung, Allah yang
Maha Perkasa, memberikan kesempatan kali ini kepada kita untuk mengubah sisa
umur kita. Mungkin, mungkin kali ini adalah yang terakhir kali kita berada di
tanah Arafah ini. Tidak ada jaminan kita tahun depan bertemu kembali ditempat
ini. Tanah yang kita duduki ini akan menjadi saksi di akhirat nanti, Kita berangkat
mengeluarkan harta, waktu, dan tenaga. Kita lalui jalan berjam-jam sampai
tempat ini, tapi nikmat sekali. Itulah nikmat yang datang dari Allah. Nikmat
adalah pengorbanan. Rasululah SAW mulia bukan karena apa yang dimilikinya, tapi
karena pengorbanannya untuk umat. Harta yang dikorbankan, tenaga yang
dikorbankan, waktu yang dikorbankan, perhatian yang dikorbankan, demi
kemaslahatan umat. Sepulang dari sini tidak pernah akan bahagia kecuali orang
yang paling menikmati berkurban untuk orang lain. Yakinkanlah bahwa apa pun
yang kita miliki agar bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi hamba Allah.
Sebaik-baik manusia adalah orang yang banyak manfaatnya.
Saudaraku,
percayalah bahwa kita tidak akan bahagia dengan mengumpulkan uang. Justru
kebahagiaan datang dengan menafkahkan uang. Kita tidak bahagia dengan ingin
ditolong orang lain. Kita bahagia justru dengan menolong orang lain. Kita tidak
akan bahagia dengan dihormati orang lain, kebahagiaan hati kita dengan
menghargai orang lain. Jadikanlah diri kita menjadi orang yang tidak pernah
berharap apa pun selain dari Allah. Itulah kebahagiaan yang awal dari pelajaran
kita. Yang kedua, ingatlah baik-baik. Kain ihram yang kita pakai ini, ternyata
inilah yang menemani kita saat pulang nanti. Tidaklah harta, tidak pangkat, dan
juga tidak jabatan. Semua itu adalah topeng sejenak saja yang tidak berharga
sama sekali, kecuali penyandangnya memiliki rasa syukur dan takwa kepada Allah.
Saudaraku,
sepulang dari tempat ini pastikan jangan sembunyi di balik jabatan. Jangan
bersembunyi di balik penampilan yang bagus, jangan bersembunyi di balik rumah
yang megah, jangan bersembunyi di balik gelar yang bertenteng. Tapi
bersembunyilah di balik Allah. Harta, pangkat, dan jabatan tidaklah berharga
kecuali orang yang bertakwa kepada-Nya. Sekuat-kuatnya jangan ubah yang Allah
titipkan ini menjadi jalan kesombongan kita. Tiada yang dimuliakan oleh Allah,
tiada satu pun yang diangkat derajatnya oleh Allah kecuali orang-orang yang
tawadhu. Tiada seorang pun yang tawadhu di antara kamu semata-mata karena
Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya. Oleh karena itu, sepulang
dari sini pastikanlah menjadi orang yang paling rendah hati, yang tidak akan
memamerkan topeng seperti ini. Kecuali, insya Allah, kemuliaan akhlak yang
menjadi andalan bekal kepulangan dan kemuliaannya.
Dan yang
ketiga, saudaraku sekalian, sepulang dari haji ini ingatlah baik-baik bahwa
ternyata Allah menciptakan haji dengan pertemuan dari segala bangsa. Kulit
hitam, mata sipit, yang tinggi, yang buruk, yang cacat; mereka semua adalah
saudara kita. Terkadang kita merasa saudara karena darah, persaudaraan karena
tempat, persaudaraan karena bangsa. Tapi kita lihat disini, saudara kita begitu
banyak. Pepatah mengatakan satu musuh sudah mempersempit kehidupan kita, tapi memperbanyak
teman tidak akan pernah cukup. Sebab, memperbanyak teman adalah memperbanyak
saudara. Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara. Orang-orang yang
merasakan banyak saudara hidupnya akan lebih ringan. Kita berbelanja dengan
harga yang mahal, kita bersyukur karena bisa menafkahi pedagang yang masih
saudara kita sendiri. Kita naik kendaraan umum denganmembayar kelebihan, kita
bahagia karena sudah memberikan bekal bagi keluarga keturunan para sopir
saudara kita sendiri. Kita mendidik orang lain sehingga maju namun tidak
berterima kasih tidak apa-apa karena mereka adalah saudara kita sendiri.
Semakin banyak yang bisa kita bantu, Insya Allah semakin berbahagia dan ringan
hidup kita ini.
Dan yang
terakhir ingatlah baik-baik. Hari ini adalah penutup lembaran lama kita. Sudah
terlalu lama hidup kita gunakan untuk mengkhianati Allah. Sudah terlalu banyak
napas kita diisi lalai pada Allah. Sudah terlalu banyak keringat kita terkuras
untuk menzalimi kebenaran, sudah terlalu banyak harta yang kita nafkahkan tidak
dijalan Allah. Saudaraku sekalian, mau ke mana lagi. Hidup hanya sekali dan
sebentar. Esok lusa mungkin malaikat maut sudah ada di hadapan kita.
Pastikan
mulai saat ini, tekadkan dalam hati kita, ya Allah tiada tujuan dalam hidup
kami selain Engkau. Tiada yang kami tuju selain pulang kepada-Mu, ya Allah.
Dunia pasti kami tinggalkan, harta kami tinggalkan, keluarga kami tinggalkan.
Kami ingin bisa berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Tuntun dengan amal yang bisa
membuat berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Tingkatkan kepada kami segala bekal yang
bisa membuat kami berjumpa dengan-Mu, ya Allah. Karuniakan segala nikmat yang
bisa membuat kami bisa mensyukuri agar kami bisa berjumpa dengan-Mu. Bebaskan
kami dari setiap harta dan kesibukan apa pun yang tidak bisa membuat kami
berjumpa dengan-Mu. Barang siapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, niscaya
hari-hari yang dinanti adalah hari-hari pertemuan dengan Allah. Hari-hari yang
diisi dengan bekal untuk pulang. Hidup di dunia adalah kesenangan yang menipu
sejenak saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar