Petunjuk Mudah...... !
Klik BERANDA (pada Daftar Halaman).
Anda akan masuk ke Daftar Isi semua posting Blog.
Selamat menikmati.
--------------------------------------------------------------
Prolog
------------------------------
Bismillahirrahmanirrahiim
Selamat Datang di Blog Kami, semoga Informasi yang anda cari tersedia dan silahkan dibaca, dicopy atau dibagi kepada siapapun yang membutuhkan.
Etika berkunjung, silahkan anda tinggalkan NAMA atau EMAIL sebagai niat baik & ijin.
insya Allah, ILMU yang ada disini akan membawa berkah & manfaat untuk kita semua. Amin.
Bagi yang berkenan silahkan kasih komentar dengan Sopan & Santun sebagai perwujudan ukhuwah islamiyah.
Bagi yang yang tidak berkenan, kami mohon maaf.
( Harap cantumkan nama Gus Is - 1hati17an.blogspot.com )
-----------------------------
Senin, 08 Juli 2013
Oleh : KH.
Abdullah Gymnastiar
Saudara-saudaraku
warga Bandung yang budiman, sudah kita saksikan dan kita rasakan bersama betapa
tindakan-tindakan yang tidak bijaksana, bahkan anarkis (membuat kerusakan)
selain tidak menyelesaikan masalah, yang terjadi malah menambah masalah. Betapa
tindakan-tindakan yang membuat kerusakan dimana pun dan kapan pun ternyata
mengakibatkan beragam masalah yang tiba-tiba muncul, secara diduga atau tidak.
Diantara akibat yang dapat kita amati dari kejadian aksi anarkis yang terjadi
di kota tercinta ini adalah:
Pertama,
nama
baik warga kota tercinta ini menjadi tercoreng. Betapa seluruh warga merasakan
aib dan malu yang tentu tidak begitu saja untuk melupakannya. Lebih dari itu,
tidak begitu mudah pula bagi kita untuk mengembalikan citra kota tercinta ini
sebagai kota yang aman, tenteram, damai, dan berperilaku mulia.
Kedua,
bagi
saudara-saudara kita yang khilaf melakukan perusakan dalam aksi yang sepatutnya
kita hormati bersama ini, maka justru institusi buruh yang diatasnamakannya,
kini harus menanggung citra yang kurang bagus. Sebagian masyarakat merasa
kurang berkenan dengan aksi-aksi yang membuat kerusakan seperti ini, walaupun
sangat mungkin kejadian ini bagian dari ulah provokator, yang memang sedang
mencari-cari kesempatan untuk memperkeruh keadaan kota kita ini. Apalagi untuk
mengembalikan citra sebagai kota yang cinta kedamaian ini pun butuh waktu yang
lama dan perjuangan keras.
Ketiga,
timbul
keresahan di masyarakat. Kejadian ini memunculkan pula suasana masyarakat yang
kurang nyaman. Aktivitas kehidupan sehari-hari terganggu, kepentingan umat
terabaikan, dan bahkan mengakibatkan warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan
darurat pun tidak terlayani. Begitulah yang dapat kita amati dari kejadian yang
menimpa kota tercinta ini.
Saudara-saudaraku
warga Bandung sekalian, kejadian ini sudah semestinya menjadi pelajaran bagi
kita semua. Dan diantara yang bisa kita ambil hikmahnya adalah kita harus punya
tekad yang sama untuk membangun kebersamaan di kota tercinta ini. Jangan
biarkan kekerasan menjadi solusi dari permasalahan yang ada.
Lebih dari
itu masalah yang sedang menimpa kita semua adalah bagian dari karunia Allah SWT
yang dapat membuat kita menjadi lebih maju, lebih beradab, dan lebih kuat dalam
menghadapi masa yang akan datang, sepanjang kita menyikapinya dengan cara yang
benar. Bagi orang yang imannya kokoh tidak pernah ada kejadian yang merugikan.
Diberi nikmat kita bersyukur, syukur itulah kebaikan. Diberi ujian kita
bersabar, sabar itu pun kebaikan.
Kerugian
hanyalah milik orang-orang yang tidak punya keyakinan yang kokoh dan tidak
punya akhlak yang mulia.
Oleh
karenanya, dalam kondisi bangsa yang kurang kondusif ini, ada beberapa hal yang
dapat kita lakukan :
1. Marilah kita budayakan hidup bersahaja.
Karena hidup bermewah-mewah, hidup glamour, hidup senang kepada yang bermerek,
hidup menjadi korban mode, adalah hidup dengan biaya yang sangat tinggi. Hidup
bersahaja terbukti membuat hidup ini lebih indah, lebih murah, dan lebih
terhormat. Apalagi dalam hidup keseharian kita pun, kita akan lebih suka dan
terpesona kepada orang yang gaya hidupnya bersahaja dibanding dengan orang yang
menyiksa diri dengan menjadi korban mode, menjadi korban zaman, menjadi korban
sesuatu
yang tidak
bernilai dalam pandangan Allah SWT.
2. Marilah kita budayakan total hemat. Aktivitas
apapun yang mampu kita hemat, tanpa mengurangi produktivitas, ada baiknya jika
kita lakukan penghematan. Yang namanya rejeki tidak harus dari yang tidak ada,
tapi dari yang ada kita hemat sekuat kemampuan, maka itu pun menjadi rejeki
karunia-Nya. Mulai sekarang biasakanlah kita untuk menghemat listrik, air,
minyak, bensin, ongkos, jajan, atau apa saja yang bisa kita hemat. Lihatlah,
kalau kita melakukan penghematan ini, sepertinya kita akan kaget, karena
walaupun dari satu sisi rejeki kita hanya sedikit tapi kalau yang kecil-kecil
kita hemat dan gabungkan maka akan menjadi sebuah bekal yang lebih dari
memadai.
3. Marilah kita biasakan hidup terencana dengan
baik. Jangan melakukan apapun tanpa direncanakan terlebih dahulu. Kita tahu
rumusnya, "gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan
kegagalan". Bayangkan saja jikalau kita berangkat ke suatu tempat tanpa
perencanaan yang matang, maka kita hanya akan buang-buang waktu, buang-buang
tenaga dan biaya saja. Begitu pun dalam mengeluarkan anggaran kehidupan ini,
biasakanlah kita menjadi warga yang selalu merencanakan apapun yang akan kita
lakukan. Insya Allah kita akan hemat waktu, hemat biaya, hemat pikiran, dan
lebih dari itu, dekat dengan kesuksesan.
4. Marilah kita budayakan untuk selalu
berhati-hati, berperhitungan, dan tidak ceroboh. Kita tahu betapa banyak biaya
yang keluar karena kecerobohan diri kita. Kelalaian dalam berwirausaha,
misalnya, akan membuat kita tertipu, kelalaian menjaga diri akan membuat kita
celaka. Setiap kecerobohan ternyata akan selalu menguras biaya yang tinggi.
Orang yang hidupnya selalu berhati-hati akan selalu meminimalisir resiko, yang
berarti meminimalisir pula kebutuhan-kebutuhan dan biaya yang akan keluar
jikalau kita ceroboh.
5. Allah
Mahatahu kebutuhan kita lebih dari kita sendiri. Sesulit apapun keadaan, rejeki
kita tetap ada. Hanya saja kita harus lebih kreatif dan sungguh-sungguh.
Karenanya, marilah kita bersungguh-sungguh berikhtiar secara lahir, juga
ikhtiar batin dengan memperkuat ibadah kita. Diantaranya dengan shalat tepat pada
waktunya, setiap malam kita bertahajud, Senin - Kamis kita shaum, tiap hari
kita upayakan membaca Al-Qur'an, dan juga tiap hari kita usahakan untuk
bersedekah walaupun dalam keadaan terbatas. Insya Allah dengan kekuatan fisik,
kekuatan pikir, dan kekuatan batin, maka semoga ujian yang menimpa kita semua
ini malah akan meningkatkan kualitas diri kita sehingga kita bisa menyongsong
masa depan yang lebih baik, lebih barokah, dan lebih sukses dunia maupun
akhirat.
dibimbing untuk banyak berdzikir,
mengingat Allah dan mengenal kebesaran-Nya, sehingga sadar betapa teramat
kecilnya kita ini di hadapan-Nya.
Kita lahir
ke dunia tidak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tidak
membawa apa-apa. Mengapa harus ujub, riya, takabur, dan sum'ah. Merasa diri
besar, sedangkan yang lain kecil. Merasa diri lebih pintar sedangkan yang lain
bodoh. Itu semua hanya karena sepersekian dari setetes ilmu yang kita miliki?
Padahal, bukankah ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah
jua, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari
kita?
Subhanallaah!
Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi
penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih bertaqarub
kepada-Nya.
amily:
Tahoma;color:black;mso-ansi-language:SV;mso-bidi-font-style:normal'>Silahkan
anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...? Semoga semua ini menjadi
bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merobah diri dan
mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti.
Jadilah manusia yang "wajib ada". Semoga!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar