Penulis: Aa Gym
Semoga Allah
Yang Maha Menatap, Maha Gagah, Maha Menguasai segala-galanya mengaruniakan
kepada kita hati yang bersih sehingga bisa menangkap hikmah di balik kejadian
apapun yang kita rasa dan kita saksikan, karena penderitaan dalam hidup bukan
karena kejadian yang menimpa tapi karena kita tertutup dari hikmah.
Allah
menakdirkan apapun Maha Cermat, tidak pernah mendzolimi makhluk-makhluk-Nya.
Kita sengsara adalah karena kita yang mendzolimi diri sendiri.
"Barangsiapa
yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan
hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat
Allah, maka sungguh ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah
itu."
Firman Allah
SWT: La in
Syakartum la-aziidannakum (jika kalian bersyukur, niscaya Aku
akan menambah rezekimu)(QS.14: 7)
Wa maa bikummin ni'matin faminallohi
tsumma idzaa massakumudllurru failaihi tajaruun (Dan apa saja
nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan bila kamu ditimpa
oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS.16:
53)
Wa ammaa bini'mati rabbika fahaddits (Dan
terhadap Nikmat Tuhan-mu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan
bersyukur).(QS.93: 11)*
*(diambil dari
kitab Al Hikam; Syekh Ahmad Atailah)
Jadi setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya. Kita
sering menginginkan nikmat padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah
syukur atas nikmat yang ada. Jangan engkau lepaskan nikmat yang besar dengan
tidak mensyukuri nikmat yang kecil.
Tidak usah
risau terhadap nikmat yang belum ada, justru risaulah kalau nikmat yang ada
tidak disyukuri. Allah sudah berjanji kepada kita dengan janji yang pasti
ditepati, La in
syakartum la-aziidannakum (jika kalian bersyukur, niscaya Aku
akan menambah rezekimu)(QS.14: 7)
Maka, daripada
kita sengsara oleh nikmat yang belum ada lebih baik bagaimana yang ada bisa
disyukuri. Sayangnya kalau kita mendengar kata syukuran itu yang terbayang
hanya makanan, padahal syukuran itu adalah bentuk amal yang dahsyat sekali
pengaruhnya.
Syarat yang pertama
menjadi ahli syukur adalah hati tidak merasa memiliki, tidak merasa dimiliki
kecuali yakin segalanya milik Allah SWT. Makin kita merasa memiliki sesuatu
akan makin takut kehilangan, takut kehilangan adalah suatu bentuk kesengsaraan.
Tapi kalau kita yakin semuanya milik Allah, maka diambil oleh Allah tidak layak
kita merasa kehilangan karena kita merasa tertitipi. Makin merasa rejeki itu
milik manusia kita akan merasa berharap kepada manusia dan akan makin sengsara,
senikmat-nikmat dalam hidup adalah kalau kita tidak berharap kepada mahluk
tetapi berharap hanya kepada Allah SWT.
Rahasia yang kedua ahli
syukur adalah "orang yang selalu memuji Allah dalam segala kondisi".
Karena apa? Karena kalau dibandingkan antara nikmat dengan musibah tidak akan
ada apa-apanya. Musibah yang datang tidak sebanding dengan samudera nikmat yang
tiada bertepi. Apa yang harus membuat kita menderita? Adalah menderita karena
kita tamak kepada yang belum ada.
Ciri yang ketiga dari
ahli syukur adalah manfaatkan nikmat yang ada untuk mendekat kepada Allah.
Alkisah ada tiga pengendara kuda masuk kedalam belantara, ketika dia tertidur
kemudian saat terjaga dilihat kudanya telah hilang semua. Betapa kagetnya
mereka dan pada saat yang sama dalam keadaan kaget, ternyata seorang raja yang
bijaksana melihat hal tersebut dan mengirimkan kuda yang baru lengkap dengan
perbekalan. Ketika dikirimkan reaksi ketiga pengendara yang hilang kudanya itu
berbeda-beda. Si-A kaget dan berkomentar, "Wah ini hebat sekali kuda,
bagus ototnya, bekalnya banyak pula!" Dia sibuk dengan kuda tanpa bertanya
kuda siapakah ini.
Si-B, gembira
dengan kuda yang ada dan berkomentar, "Wah ini kuda hebat," sambil
berterima kasih kepada yang memberi. Sikap C beda lagi, ia berkomentar
"Lho ini bukan kuda saya, ini kuda milik siapa? Yang ditanya menjawab,
"Ini kuda milik raja." Si-C bertanya kembali "Kenapa raja
memberikan kuda ini? Dijawab "Sebab raja mengirim kuda agar engkau mudah
bertemu dengan sang raja". dia gembira bukan karena bagusnya kuda, dia
gembira karena kuda dapat memudahkan dia dekat dengan sang raja.
Nah begitulah,
si-A adalah manusia yang kalau mendapatkan mobil, motor, rumah, dan kedudukan
sibuk dengan kendaraan itu, tanpa sadar bahwa itu adalah titipan. Orang yang
paling bodoh adalah orang yang punya dunia tapi dia tidak sadar bahwa itu
titipan Allah. Yang B mungkin adalah model kita yang ketika senang kita
mengucap Alhamdulillah, tetapi ahli syukur yang asli adalah yang ketiga yang
kalau punya sesuatu dia berpikir bahwa inilah kendaraan yang dapat menjadi
pendekat kepada Allah SWT.
Ketika
mempunyai uang dia mengucap Alhamdulillah, uang inilah pendekat saya kepada
Allah, dia tidak berat untuk membayar zakat, dia ringan untuk bersadaqah,
karena tidak akan berkurang harta dengan bersadaqah.
Maka, jika
sahabat ingin banyak uang, sederhana saja rumusnya, pakailah uang yang ada
untuk berjuang di jalan Allah. Jangan heran jika rejeki datang melimpah. Punya
rumah ingin nikmat bukan masalah ada atau tidak ada AC, bukan masalah ukuran,
tetapi rumah yang nikmat adalah rumah yang menjadi kendaraan untuk mendekat
kepada Allah. Bangunlah rumah yang tidak membuat kita sombong, belilah asesoris
rumah yang membuat setiap tamu yang datang menjadi dekat kepada Allah, bukan
ingat kepada kekayaan kita. Pasanglah hiasan yang membuat tamu kita ingat
kepada kekuasaan Allah bukan kekuasaan kita. Itulah rumah yang Insya Allah
tenang dan barokah. Tapi kalau rumah dipakai untuk pamer dan menginginkan kursi
yang amat mewah, potret-potretnya yang tidak membuat ingat kepada Allah, malah
ujub, riya takabur, tidak usah heran rumah itu semakin diminati pencuri, dan
rumah yang diminati pencuri itu membuat strees bagi yang punya. Dia harus
menyewa alarm, menggaji satpam, di depan harus ada anjing. Coba kalau rumahnya
ingat kepada Allah dia tidak akan sesibuk itu.
Mohon maaf
kepada saudara-saudaraku yang kaya tidak apa-apa memiliki yang bagus, tapi
usahakan setiap tamu yang masuk ke rumah bukan ingat kepada kita tetapi ingat
kepada kekayaan Allah. Andai kita mempunyai jabatan, lalu bagaimana cara
mensyukurinya? Gunakanlah jabatan itu agar karyawan kita dekat kepada Allah.
Kesungguhan
kita untuk mendidik anak lebih baik daripada punya anak tetapi tidak tahu
agama, lalu bagaimana anak itu akan memuliakan ibu bapaknya? Ketika kita mati
mereka hanya berebut harta warisan jangankan mensholatkan ibu bapaknya.
Maka orang
yang bersyukur adalah orang yang mendidik anaknya supaya dekat dengan Allah. Di
dunia nama orang tuanya terbawa harum karena anaknya mulia. Di kubur lapang
kuburnya karena doa anaknya. Di akherat Insya Allah akan terbawa karena barokah
mendidik anak.
Kunci syukur yang keempat
adalah berterima kasih kepada yang telah menjadi jalan nikmat. Seorang anak
disebut ahli syukur kalau dia tahu balas budi kepada ibu dan bapaknya.
Dimana-mana anak sholeh itu harum namanya. Tapi anak durhaka tidak pernah ada jalan
menjadi mulia sebab kenapa? Karena mereka tidak tahu balas budi. Benar orang
tua kita tidak seideal yang kita harapkan, tetapi masalah kita bukan bagaimana
sikap orang tua kepada kita, tetapi sikap kita kepada orang tua.
Saudara-saudaraku
yang budiman negeri kita dikatakan negeri bersyukur kalau sadar bahwa negeri
ini adalah titipan dari Allah, bukan milik seseorang, bukan milik pahlawan,
bukan milik siapapun yang membangun negeri. Tapi negeri ini tidak ada
pemiliknya selain Allah tapi kita episodenya hidup di Indonesia. Maka syukuri,
jangan minder jadi orang Indonesia yang disebutkan negara koruptor, tetapi
justru kita yang harus bangkit untuk tidak korupsi! Dengan minder tidak akan
menyelesaikan masalah. Kita harus bangkit! Negara ini harus jadi ladang untuk
mendekat kepada Allah.
Dengan ada
perasaan dongkol, sakit hati, itu semuanya tidak akan menyelesaikan masalah
tetapi justru akan menambah masalah. Sekarang justru kesempatan kita menjadi
bagian dari masalah atau menjadi bagian dari solusi. Daripada sibuk
mempermasalahkan masalah lebih baik mari kita sedikit demi sedikit
menyelesaikan masalah. Itulah namanya syukur nikmat.
Dan
sahabat-sahabat, salah satu tugas kita untuk mensyukuri nikmat adalah kita
harus memilih pemimpin kita yang berakhlaq baik yang bisa membimbing kita.
Rakyat seluruh negeri ini menjadi orang yang baik-baik. Kita membutuhkan suri
tauladan yang baik. Jangan pernah melihat orang dari topeng duniawinya tetapi
lihatlah orang dari akhlaqnya karemna akhlaq adalah buah dari keimanan dan
keilmuan yang diamalkan. Harta, gelar, pangkat, jabatan dan kedudukan yang
tidak menjadikan kemuliaan akhlaq seseorang berarti dia telah terpedaya. Kita
tidak membutuhkan topeng. Yang kita butuhkan adalah isi dan isi inilah milik
orang-orang yang ahli syukur kepada Allah.
Mudah-mudahan daripada kita memikirkan yang tidak ada lebih baik mensyukuri
yang ada. Wallahu a'lam Bishowab. ***
pekerjaannya tidak pernah jelas ujungnya, bukan menyelesaikan pekerjaan malah
sebaliknya menjadi pembuat masalah. Pendek kata di adalah "trouble maker".
Silahkan
anda renungkan, kita termasuk kategori yang mana...? Semoga semua ini menjadi
bahan renungan agar hidup yang hanya sekali ini kita bisa merobah diri dan
mempersembahkan yang terbaik dan yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat nanti.
Jadilah manusia yang "wajib ada". Semoga!
0 komentar:
Posting Komentar