Petunjuk Mudah...... !
Klik BERANDA (pada Daftar Halaman).
Anda akan masuk ke Daftar Isi semua posting Blog.
Selamat menikmati.
--------------------------------------------------------------
Prolog
------------------------------
Bismillahirrahmanirrahiim
Selamat Datang di Blog Kami, semoga Informasi yang anda cari tersedia dan silahkan dibaca, dicopy atau dibagi kepada siapapun yang membutuhkan.
Etika berkunjung, silahkan anda tinggalkan NAMA atau EMAIL sebagai niat baik & ijin.
insya Allah, ILMU yang ada disini akan membawa berkah & manfaat untuk kita semua. Amin.
Bagi yang berkenan silahkan kasih komentar dengan Sopan & Santun sebagai perwujudan ukhuwah islamiyah.
Bagi yang yang tidak berkenan, kami mohon maaf.
( Harap cantumkan nama Gus Is - 1hati17an.blogspot.com )
-----------------------------
Senin, 08 Juli 2013
Oleh : KH.
Abdullah Gymnastiar
Dalam
upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari
adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga
memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah
saw, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah
berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.
1. JENIS JENIS DIAM
Sesungguhnya
diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam
jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung
kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis diam:
a. Diam
Bodoh
Yaitu diam
karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena
kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman
dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman
daripada memaksakan diri bicara sok tahu.
b. Diam
Malas
Diam jenis
merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia
enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.
c. Diam
Sombong
Ini pun
termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang
yang diajak bicara tidak selevel dengannya.
d. Diam
Khianat
Ini diamnya
orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat
dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.
e. Diam
Marah
Diam
seperti ini ada baiknya dan ada pula buruknya, baiknya adalah jauh lebih
terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun,
buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk
memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah
masalah.
f. Diam Utama (Diam Aktif)
Yang
dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan
niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka
akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan berbicara.
2.
KEUTAMAAN DIAM AKTIF
a. Hemat
Masalah
Dengan
memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan
masalah.
b. Hemat
dari Dosa
Dengan diam
aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari
kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.
c. Hati
Selalu Terjaga dan Tenang
Dengan diam
aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit
hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.
d. Lebih
Bijak
Dengan diam
aktif berarti kita menjadi pendengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam
menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendalam sehingga
pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.
e. Hikmah
Akan Muncul
Yang tak
kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah
bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan
dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.
f. Lebih
Berwibawa
Tanpa
disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa
tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.
Selain itu,
diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:
1. Diam
dari perkataan dusta
2. Diam
dari perkataan sia-sia
3. Diam
dari komentar spontan dan celetukan
4. Diam
dari kata yang berlebihan
5. Diam
dari keluh kesah
6. Diam
dari niat riya dan ujub
7. Diam
dari kata yang menyakiti
8. Diam
dari sok tahu dan sok pintar
Mudah-mudahan
kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga
akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar
kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa
ilaha illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. Aamiin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar