Titik Kemuliaan Ibu Rumah Tangga (1)
"Rasa kasih sayang dalam rumah tangga memerlukan satu porosutama, dan ia adalah wanita yang menjadi ibu rumah tangga. Tanpa kehadiran iburumah tangga, maka rumah tangga akan kering tanpa makna."
Kisah Marilyn Monroe
SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe , menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia. Bintang iklan yang juga supermodel palingpopuler itu menyampaikan sebuah penyesalannya menjalani kehidupan di dunia ini.Salah satu kutipan dalam suratnya tersebut sebagai berikut:
"Waspadailah popularitas wahai wanita. Waspadailah setiapkegemerlapan yang menipumu. Saya adalah wanita termalang di muka bumi ini,sebab saya tidak bisa menjadi seorang ibu. Sesungguhnya wanita itu seharusnyamenjadi penghuni rumah utama. Kehidupan berumah tangga dan berkeluarga secaramulia di atas segalanya. Sesungguhnya kebahagiaan wanita yang hakiki adalahdalam kehidupan rumah tangga yang mulia dan suci, bahkan kehidupan berumahtangga adalah symbol kebahagiaan wanita dan manusiawi."
Marilyn Monroe tak sendirian. Kini, banyak kaum perempuan barat mengikuti penyesalan Marilyn Monroe. Penyesalan ini lahir dari banyak hal yangtelah mereka lakukan di luar fitrah mereka. Mereka menyesal atas kesibukannyadi luar rumah. Karena kesibukan mereka di luar rumah, keluarga mereka menjadirentan dihinggapi berbagai masalah.
Penyelewengan, perselingkuhan suami istri, adalah masalah dominan yang kerap mengunjungi mereka. Karenanya, kegoncangan kehidupan rumah tangga,penyelewengan pendidikan anak yang menyebabkan mereka terlantar dan sengsaramenjadi pelengkap penyesalan mereka. Tentu, secara fitrah, tak ada seorangwanita (ibu) yang tak menangis hatinya saat melihat anak-anaknya memiliki moralyang rusak, bebas berzina, hamil di luar nikah, aborsi, dan lain-lain. Tapi,inilah yang terjadi di barat sana.
Kaum wanita yang hidup dalam liberalisme barat mulai menyadari bahwa persamaan, kesetaraan, dan kebebasan yang didengungkan banyak kaumnya dinegeri mereka, sebetulnya telah merampas kebahagiaan dan fitrah mereka sendiri. Mahmud Mahdi Al Istambuli menyampaikan kabar kesadaran mereka itu sebagai berikut: "Mereka baru-baru ini mulai mengajukan persamaan dengan wanita Muslimah, sesudah mereka tahu apa tujuan di balik semboyan-semboyan danslogan-slogan bohong itu. Wanita-wanita barat rindu mendapatkan kehidupan sebagaimana dialami wanita di negeri Islam. Mereka menuntut persamaan dengankehidupan para Muslimah itu."
***
bersambung.......
0 komentar:
Posting Komentar